Sambutan Chargé d' Affaires Zhou Kan untuk Acara Pemberian Santunan dan Buka Puasa Bersama dengan Muhammadiyah

2023-04-07 17:53

Pada tanggal 6 April, Kedutaan Besar RRT untuk Indonesia dan Muhammadiyah (UMJ), organisasi massa Muslim terbesar kedua di Indonesia, menyelenggarakan acara buka puasa bersama dan pemberian santunan di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Minister Zhou Kan selaku Chargé d' Affaires, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu'ti, Rektor UMJ Dr. Ma'mun Murod beserta jajarannya menghadiri acara tersebut. Dalam acara tersebut, Chargé d' Affaires Zhou Kan menyampaikan sambutan, memberikan santunan kepada 100 anak yatim dhuafa bersama Rektor UMJ Dr. Ma'mun Murod, dan membagikan informasi tentang fakta kehidupan Muslim di Tiongkok dalam wawancara singkat TV Muhammadiyah.

Zhou Kan menyatakan bahwa sangat bersyukur bisa bertemu dengan Bapak Ibu sekalian dalam acara santunan dan buka puasa bersama ini, yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Tiongkok dan  Muhammadiyah. Dalam kesempatan ini, atas nama Kedubes Tiongkok, saya mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan, kepada Bapak, Ibu, dan seluruh kawan Muslim Indonesia. 

Tiongkok dan Indonesia adalah tetangga yang baik, mitra yang mesra, dan saudara yang tulus. Kemitraan Strategis Komprehensif antara Tiongkok dan Indonesia berkembang pesat dan telah mencapai banyak hasil yang nyata. Tahun lalu, presiden Tiongkok dan presiden Indonesia berhasil saling berkunjung, dan menetapkan arah untuk membangun Komunitas Senasib Sepenanggungan Tiongkok-Indonesia. Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar dan sumber utama investasi Indonesia selama bertahun-tahun. Perdagangan bilateral mencapai hampir 150 miliar USD. Indonesia memiliki surplus perdagangan dengan Tiongkok, dengan semakin banyaknya produk Indonesia yang masuk ke pasar Tiongkok. Selama pandemi COVID-19, Tiongkok telah menyumbangkan lebih dari 300 juta dosis vaksin kepada Indonesia dan memberikan bantuan medis melalui berbagai jalur resmi dan swasta. Saya percaya Bapak Ibu yang hadir pasti ada yang telah divaksinasi dengan vaksin Tiongkok. Ketika Indonesia mengalami bencana alam, Tiongkok selalu menyampaikan simpati dan memberikan bantuan dengan cepat, yang menunjukkan semangat Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing dan semangat Komunitas Senasib Sepenanggungan.

Dengan perkembangan cepat hubungan antara Tiongkok dan Indonesia, kerja sama dan pertukaran di berbagai bidang seperti agama, budaya, dan lain-lain terus berkembang, sementara pemahaman antara rakyat kedua negara semakin mendalam. Namun, pertukaran seperti itu masih jauh dari cukup dan perlu ditingkatkan lebih lanjut.

Saya memberikan contoh. Beberapa hari yang lalu, beberapa kelompok Muslim di Indonesia melakukan protes di depan gedung kedubes dan konsulat Tiongkok, dan mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok melakukan "genosida" di Provinsi Xinjiang, dan melarang umat Islam untuk berpuasa di bulan Ramadan. Saya merasa menyesal atas hal ini. Karena ini adalah kesalahpahaman. Hal ini disebabkan oleh pengaruh propaganda anti-China yang dilakukan oleh beberapa negara.

Jadi, faktanya apa? Pada kesempatan ini, saya ingin sekedar membagikan informasi kepada teman-teman Muslim Indonesia. Islam masuk ke Tiongkok pada abad ke-7. Pada abad ke-15, Laksamana Cheng Ho, seorang Muslim Tiongkok, melakukan tujuh pelayaran, di mana ia singgah di kepulauan Indonesia dan menyebarkan Islam di sana. Kini di Tiongkok terdapat lebih dari 23 juta Muslim dan lebih dari setengah populasi Muslim tinggal di Provinsi Xinjiang. Muslim Tiongkok memiliki kebebasan beragama yang sama dengan muslim di Indonesia, mereka bisa beribadah, puasa, dan haji tanpa pembatasan apapun. Di Xinjiang, terdapat sekitar 25 ribu masjid, rata-rata setiap lebih dari 500 orang Muslim memiliki satu masjid. Jumlah dan proporsi masjid di Tiongkok menempati posisi teratas di dunia. Selama lebih dari sepuluh tahun terakhir, populasi Muslim di Xinjiang yang mayoritas beragama Islam meningkat lebih dari 20%. Dengan data yang jelas ini, ada orang yang mengkritik bahwa pemerintah Tiongkok melakukan "genosida" di Xinjiang, jelas-jelas berbicara omong kosong, itu mungkin karena mereka memiliki motif tersembunyi.

Beberapa tahun yang lalu, dipengaruhi oleh penyebaran terorisme global, kelompok separatis di Xinjiang bergabung dengan kekuatan luar negeri, menyebarkan pemikiran ekstremis agama, dan melaksanakan ribuan serangan terorisme dan kekerasan, benyak warga setempat jadi korban. Karena itu, pemerintah Tiongkok telah mengambil tindakan pencegahan yang legal dan masuk akal. Menghadapi ancaman terorisme, negara-negara lain, termasuk Indonesia, juga akan mengambil tindakan seperti Tiongkok, karena tidak ada negara yang dapat mentorelansi pecahnya wilayah dan kedaulatan, dan juga tidak mungkin mentorelansi kekerasan yang membahayakan rakyat. Syukurlah bagi kami, tidak satu pun dari nagera yang menuduh Tiongkok adalah negara dengan mayoritas populasinya Muslim, dan lebih dari setengah anggota Organisasi Kerjasama Islam mendukung Tiongkok dalam isu Uighur secara terbuka.

Baru-baru ini, setelah Tiongkok mengusung Inisiatif Pembangunan Global dan Inisiatif Keamanan Global, kini Presiden Xi Jinping meluncurkan Inisiatif Peradaban Global, dan menyerukan agar semua negara menghormati peradaban lain dan mempertahankan semangat kesetaraan, saling belajar, dialog, dan toleransi, juga menggalakkan nilai-nilai kemanusiaan seperti perdamaian, pembangunan, keadilan, demokrasi, kebebasan, dan kesetaraan. Tiongkok ingin memperkuat kerja sama pertukaran budaya internasional dan saling pengertian antar bangsa, dan mendorong kemajuan peradaban manusia. Konsepnya adalah bahwa bukan hanya 1,4 miliar warga Tiongkok yang akan hidup bahagia, tetapi juga berharap kehidupan rakyat di seluruh dunia semakin baik. Negara-negara dengan peradaban, sistem politik, budaya, dan agama yang berbeda, termasuk dengan denominasi yang berbeda dalam satu agama, harus bisa saling menghargai, hidup dengan damai, kerjasama dan saling menguntungkan.

Tiongkok tidak hanya berbicara, tetapi juga melakukannya. Tiongkok dengan dunia Islam telah lama bersahabat, dan telah menjadi contoh bagi pertukaran peradaban. Tiongkok dengan dunia Islam sedang bersama-sama mendorong perdamaian dan perkembangan dunia. Selama ini, Tiongkok dengan berbagai pihak, termasuk Indonesia, telah dengan tegas mendukung gerakan pembebasan bangsa Palestina, dan secara aktif terlibat dalam proses perdamaian di Afghanistan, dan mendorong penyelesaian politik untuk isu Suriah. Tidak lama yang lalu, Tiongkok berhasil memediasi hubungan antara Arab Saudi dan Iran, mendorong kedua negara memulihkan hubungan diplomatik. Capaian ini mendapatkan penghargaan tinggi dari panggung internasional, dan membawa angin segar bagi dunia. Tiongkok akan dengan tegas mendukung rakyat Timur Tengah untuk mencari jalan pembangunan yang mandiri, mengatasi perbedaan melalui dialog dan konsultasi, dan bersama-sama memperjuangkan perdamaian abadi di kawasan tersebut. Tiongkok juga berharap dapat belajar dari dunia Islam, termasuk Indonesia, untuk mempromosikan perkembangan bersama dan berusaha untuk mencapi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran dunia.

Muhammadiyah adalah organisasi Islam penting di Indonesia yang memberikan kontribusi besar terhadap kerukunan agama, pembangunan sosial, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Tiongkok dan Muhammadiyah telah menjalin hubungan persahabatan yang baik dan melakukan banyak kerjasama. Dalam beberapa tahun terakhir, Ketum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, melakukan kunjungan ke Tiongkok. Melalui Muhammadiyah, Kedubes RRT dan perusahaan-perusahaan Tiongkok telah memberikan bantuan kepada korban tsunami Selat Sunda. Selain itu, Tiongkok juga memberikan sumbangan ambulans dan mesin ventilator kepada rumah sakit Muhammadiyah. Universitas-universitas yang berafiliasi dengan Muhammadiyah juga telah menjalin kerja sama dengan universitas di Tiongkok, dan pemerintah Tiongkok telah memberikan beasiswa untuk mahasiswa Muhammadiyah. Hari ini, Kedubes Tiongkok pertama kali bekerja sama dengan Muhammadiyah untuk memberikan santunan kepada masyarakat Indonesia. Kami berharap bahwa dengan acara hari ini, selain untuk menyampaikan salam Ramadan kepada teman-teman Muslim di Indonesia, juga dapat mempererat persahabatan antara rakyat kedua negara. Tiongkok juga bersedia untuk terus memperkuat kerjasama dengan Muhammadiyah di bidang kemanusiaan, agama, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain, dan meningkatkan persahabatan kedua negara serta membangun Komunitas Senasib Sepenanggungan Tiongkok-Indonesia.